12 Girls Band (1): Rasa Baru Musik Cina

n_a1s

Dari sebuah iklan acara peringatan Imlek di sebuah stasiun televisi saya pertama kali tahu band ini. Tapi kemudian lupa karena saya juga gak jadi nonton acaranya. Saat itu tahun 2000-an awal. Pas iseng main di toko kaset, saya nemu salah satu album mereka. Coba beli dan langsung cocok. Lama-lama ngefans juga. Bagi yang gak biasa dengar mungkin musik mereka terdengar agak aneh. Tapi menurut telinga saya langsung terdengar asik. Mungkin karena sebelumnya saya biasa dengar musik yang dianggap aneh seperti Kyai Kanjeng sampai Blackmore’s Night. Perpaduan instrumen musik tradisional (yang waktu itu belum tahu namanya) digabung dengan instrumen modern terdengar begitu eksotik.

Continue reading “12 Girls Band (1): Rasa Baru Musik Cina”

Sepenggal Kisah di Balik “Habis Gelap Terbitlah Terang”

Het Klaverblad (Daun Semanggi) R.A. Kardinah, R.A. Kartini dan R.A. Roekmini
Het Klaverblad (Daun Semanggi) R.A. Kardinah, R.A. Kartini dan R.A. Roekmini

Setiap tanggal 21 April kita memperingati Hari Kartini. Kartini dikenalkan pada kita sebagai seorang pelopor emansipasi wanita. Keberadaan dan perjuangan Kartini diketahui setelah kumpulan surat-suratnya diterbitkan oleh seorang mantan pejabat Hindia Belanda bernama Mr. J.H. Abendanon menjadi sebuah buku berjudul Door Duiternis Tot Licht (DDTL) yang dalam bahasa Indonesia biasa diterjemahkan sebagai Habis Gelap Terbitlah Terang. Dalam kisah yang dituturkan pada kita, Kartini adalah seorang wanita yang bercita-cita tinggi untuk memperoleh pendidikan dan karier yang setara dengan kaum lelaki. Namun karena adat bangsawan Jawa, maka dia harus dipingit untuk persiapan pernikahannya nanti. Dalam pingitannya, Kartini lalu mengisi hari-harinya dengan belajar dan menulis surat pada sahabat-sahabat penanya. Hingga kemudian Kartini menikah, mendirikan sekolah untuk wanita dan meninggal dunia. Kemudian atas simpati sahabat-sahabatnya diterbitkanlah surat-surat tersebut menjadi sebuah buku, DDTL.

Namun, perjalanan hidup Kartini hingga diterbitkannya DDTL tidaklah sesederhana kisah yang sering dituturkan pada kita. Bahkan cita-cita Kartini telah dikaburkan dari sebuah perjuangan untuk emansipasi bangsa menjadi emansipasi wanita. Pengkaburan itu sebenarnya tidak lepas juga dari peran buku DDTL yang justru merupakan satu-satunya sumber yang mengenalkan Kartini pada dunia saat itu. Hingga tanggal 21 April telah diperingati sebagai hari Kartini Sang Pahlawan Emansipasi Wanita bahkan sebelum Indonesia merdeka. Hal inilah yang membuat Kartini lebih populer sebagai pejuang kaum wanita dan bukan pejuang bangsa secara umum.

Continue reading “Sepenggal Kisah di Balik “Habis Gelap Terbitlah Terang””